Wednesday, April 20, 2011 |

Sesaat

Aroma tubuhnya masih tertinggal di jaketmu,
gerai lembut rambutnya masih bisa kamu rasakan disitu.

Entah, meski sesaat.
Ya, meski hanya sesaat.

Kamu tak ingin hanya bisa merasakan tanpa melihatnya.
Apa artinya ada tanpa wujud?
Meski kamu sadar, ini lebih baik daripada tak ada sama sekali.
Tak ada sama sekali hal yang bisa mengingatkanmu tentang dia.
Walau itu tentu saja tak perlu.

Tanpa jejaknya, kamu pun bisa mengendusnya,
tapi kamu tetap perlu ingatan itu, memory, kenangan, atau apalah namanya.
Terkadang amnesia sempat terlintas sebagai pilihan terbaik.
Ya, amnesia akan menghapus segalanya.
Segalanya tentang dia,
segalanya tentang semuanya.
Kamu tahu hati kecilmu tak pernah benar-benar menginginkan hal itu terjadi.





Sesal untuknya tak pernah ada,
bahkan menyapa alam bawah sadar-pun tidak.
Kamu tahu kenapa?
Tanyalah pada keheningan hati,
kejujuran dasar yang jujur, namun tak pernah berujar 

Kamu mau, dia enggan.
Selaksa rel kereta api yang selalu beriring sejalan tapi tak pernah bertemu.
Menjemukan? terkadang.. bukannya tak pernah..
Bosan? tentu saja.
Tapi kamu memutuskan bertahan, meski hanya sampai detik ini

Detik berikutnya?
Sedang kamu putuskan sekarang.
Masih ingin merasakan aroma tubuhnya di jaketmu dan menangis?
atau merasa biasa saja.
Toh kamu sadar meski jejaknya lenyap, itu tak pernah benar-benar terjadi.

Kamu masih berpikir sekarang.

0 komentar:

Post a Comment